.

Kamis, 15 November 2012

Tumbal dan Sesajen adalah Syirik. Tumbal dan sesajen merupakan warisan kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa benda-benda atau tempat tertentu di alam raya ini memiliki kekuatan ghaib (magic) yang dapat mencelakai seseorang atau menolong serta memenuhi hajatnya. Agar penguasa tempat atau benda tersebut tidak mengganggu, maka harus diberi persembahan, baik tumbal atau sesajen, yang itu jelas merupakan ibadah atau masuk di dalam lingkupnya. Sedangkan di dalam Islam, memalingkan peribadatan, do’a, pengharapan (raja'), takut (khauf), sembelihan, nadzar, isti'anah, istigha-tsah dan sebagainya kepada selain Allah adalah syirik. Jika yang melakukan tadinya adalah orang Islam, maka keislamannya menjadi batal dengan sebab semua itu.
Allah Ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk menyelisihi orang-orang musyrik yang beribadah dan menyembelih karena selain Allah, Dia berfirman, “Katakanlah, "Sesungguhnya shalat-ku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya-lah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS. 6:162-163) Di dalam surat al-Kautsar Allah Subhannahu wa Ta'ala juga berfirman, “Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkorbanlah.” (QS. 108:2)
Kedua ayat ini menunjukkan, bahwa shalat dan penyembelihan binatang (kurban) adalah ibadah yang harus didasari niat hanya untuk Allah semata. Orang yang memalingkan atau menyimpangkan persembahan kurban atau penyembelihan kepada selain Allah adalah musyrik, sama saja statusnya dengan shalat, ruku’ dan sujud untuk selain Allah.
Sumber: www.kesantrian.com
Categories:

0 comments: