.

Rabu, 31 Oktober 2012

Pernahkah anda perhatikan orang orang pengguna kendaraan khususnya roda dua, kalau di setiap stopan setiap orang ingin posisinya paling depan. Sampai sampai lampu stopan sudah hijau juga dia nggak tahu karena memang posisinya membelakangi lampu stopan. Dia baru tahu lampu stopan sudah hijau pertama kalau kendaraan yg berada diseberangnya sudah berhenti, kedua kalau kendaraan dibelakangnya sudah membunyikan klakson. Beda sekali dengan posisi kalau kita sedang ada acara upacara ataupun waktu sholat jum’at, beda seratus delapan puluh derajat lebih dikit. Yang pertama terisi kalau waktu sholat jum’at adalah shaf urutan paling belakang yang ada temboknya. Memang sangat disayangkan di kita itu, sepertinya kalau untuk urusan agama biasanya di nomor dua kan. Beda sekali kalau untuk urusan dunia harus paling depan, dan kalau bisa orang lain belum bergerak kita harus duluan jalan. Tapi untuk mensiasati supaya semua orang posisinya paling depan, apa memang harus kita pasang lampu stopan di depan mimbar? Atau kalau tidak juga kita pasang poto dinding ukuran 1 meter kali 2 meter dengan gambarnya lampu stopan yang sedang berwarna merah. Saya jamin setiap orang pasti memposisikan duduknya paling depan, minimal dia masih dalam radius tiga meter sudah cukup. Ini hanya saran saja dari saya sebagai bahan studi banding kenapa orang Indonesia suka dengan lampu stopan…..
Categories:

0 comments: